APA ITU FASIES (FACIES) ?
Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik dan ciri terkait dengan aspek fisika, biologi, atau kimia yang dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi yang memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya dalam suatu kesamaan waktu. Bidang kesamaan waktu dicerminkan oleh bidang perlapisan ditunjukkan oleh perbedaan ukuran butir, perbedaan komposisi mineral, perbedaan tekstur dan struktur.
Menurut Slley (1985), Facies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya.
Menurut Moore 1949, Facies adalah bagian dari unit stratigrafi yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan dengan bagian-bagian lainnya. Facies meliputi satu endapan atau lebih, yang sebagian atau seluruhnya berumur sama dan terbentuk berdekatan atau bersebelahan.
ASOSIASI FASIES ( FACIES ASSOCIATION )
Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam Facies Association ( Asosiasi Fasies ) dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan.
Asosiasi fasies didefinisikan sebagai suatu kombinasi dua atau lebih fasies yang membentuk suatu tubuh batuan dalam berbagai skala dan kombinasi. Asosiasi fasies ini mencerminkan lingkungan pengendapan atau proses dimana fasies-fasies itu terbentuk. Definisi lain yaitu, sekelompok fasies sedimen yang digunakan untuk mendefinisikan lingkungan sedimen tertentu. Ketika berusaha menentukan asosiasi fasies, sangat berguna jika mengingat proses pembentukannya masing-masing.
HUBUNGAN ANTAR FASIES ( FACIES RELATIONSHIP )
Pengertian hubungan antar fasies dapat didefinisikan sebagai hubungan antara satu facies dengan facies yang lainnya baik secara lateral maupun vertikal. Secara lateral tentu berhubungan dengan paleogeografi / paleoenvironment. Misalnya facies dari paparan ke facies di lereng cekungan; secara vertikal berhubungan dengan urutan evolusi geologi, misalnya facies paparan berubah ke atasnya menjadi facies lereng (berarti ada pendalaman atau transgersi dari bawah ke atas).
Beda fasies menunjukkan kondisi dan lingkungan pengendapan yang berbeda pula. Hubungan antar facies dikemukakan oleh Johannes Walther (1894) dalam Hukum Korelasi Fasies (Law of Facies Correlation). Hukum tersebut mengimplikasikan bahwa perubahan vertikal-gradasional dari satu fasies ke fasies yang lain mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies itu terletak berdampingan. De Raaf dkk (1965) dan Reading (1978) juga menekankan arti penting batas gradasional pada penampang vertikal. Jika batas antar fasies bersifat tajam atau erosional, maka tidak ada jaminan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies tersebut saling berdampingan. Kontak tajam antar fasies, khususnya jika dicirikan oleh horizon tipis yang kaya akan struktur bioturbasi, biasanya mengindikasikan tidak terjadinya pengendapan, adanya perbedaan besar dari jenis lingkungan pengendapan, dan menandai dimulainya satu siklus sedimentasi yang baru.
Hubungan suatu fasies dapat digagaskan dalam pembagian grup fasies yang terjadi secara bersama – sama yang selanjutnya akan berkaitan dengan lingkungan. Sebagai contohnya, jika pada perlapisan silang siur batupasir asosiasi terdekatnya adalah dengan terkandungnya tanah, batubara, atau serpih lanauan yang mengandung akar, daun, dan batang, kita bisa membuat interpretasi pengendapannya pada sistem sungai. Dalam mempelajari hubungan fasies dan urutannya, kita harus benar – benar memperhatikan keadaan alami dari kontak hubungan antara fasies dan derajat urutan baik acak maupun tidak.
KUMPULAN FASIES ( FACIES ASSEMBLAGE )
Kumpulan Fasies dapat disebut atribut suatu facies atau kelengkapan suatu facies, fasies dengan fosil dan struktur sedimen harus seragam. Facies Assemblage dapat diartikan sebagai succesion vertikal fasies, yang menghalus atau mengasarkan ke atas, dan dapat berulang beberapa kali dalam siklus sebagai akibat dari migrasi dari fasies melalui waktu dan ruang. Kumpulan facies ini dapat menjadi keseluruhan ciri dalam penentuan suatu facies. Misalnya facies inner shelf batuannya harus graded bed konglomerat, hummocky cross-srtatification batupasir, horizontal laminated shale. Jika dalam suatu formasi atau cekungan terdapat beberapa facies batuan, maka itu bisa dikatakan dengan Kumpulan Fasies.
RUNTUTAN FASIES ( FACIES SEQUENCE )
Runtutan Fasies adalah hubungan fasies-fasies secara lateral dengan kejadian fasies dalam suatu urutan tertentu. Facies sequence terjadi ketika ada pengulangan rangkaian proses sebagai respon atau tanggapan dari perubahan reguler suatu kondisi. Misalnya suatu ciri urutan sedimen yang regresif akan dicirikan oleh facies sequence yang mengkasar ke atas; dimulai dari facies slope, lalu di atasnya facies barrier sands, lalu di atasnya lagi facies outer sublittoral, lalu di atasnya facies inner sublittoral, dan yang paling atas facies pantai. Sedangkan urutan sedimen yang transgresif akan dicirikan oleh facies sequence yang menghalus ke atas, yang dimulai dari facies pantai, kemudian inner sublittoral, lalu outer sublittoral, dan diatasnya ada facies barrier sands, dan paling atas adalah facies slope.
MODEL FASIES ( FACIES MODEL )
Model fasies dapat diinterpretasikan sebagai urutan-urutan yang ideal dari komponen-komponen facies (terutama litologi dan struktur sedimen) yang menunjukkan keaslian lingkungannya dengan diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagai ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa depan. Model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.
Fungsi atau kegunaan utama Model Fasies diantaranya :
Ada bermacam-macam tipe Facies Model, diantaranya adalah :
HUBUNGAN FASIES, PROSES SEDIMENTASI, DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN
Fasies merupakan suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Dan fasies merupakan produk dari lingkungan pengendapan dan proses sedimentasi. Dengan mengetahui fasies maka kita akan mengetahui tentang proses sedimentasinya atau mengetahui tentang lingkungan pengendapannya.
Definisi tersebut memang berbeda, tetapi pada umumnya memberikan tekanan pada kondisi fisika, kimia, dan biologi. Pada konteks ini, lingkungan pengendapan mengarah pada unit geomorfik dimana terjadi pengendapan. Lingkungan ini dibentuk dari parameter khusus fisika, kimia, dan biologi yang sesuai terhadap unit geomorfik dari geometri dan ukuran partikular. Proses ini akan mengoperasikan tingkat dan intensitas yang menghasilkan tekstur khas, struktur, dan sifat lainnya, sehingga pengendapan yang khusus akhirnya terbentuk. Sebagai contohnya, pantai akan mempertimbangkan unit geomorfik dari ukuran dan bentuk tertentu, proses fisika tertentu (gelombang dan aktivitas arus), proses kimia (solusi dan presipitasi), dan proses biologi (penggalian, sedimen ingestion, dan aktivitas serupa) yang terjadi untuk menghasilkan badan pasir pantai yang khas oleh partikular geometri, tekstur dan struktur sedimen,dan mineralogi.
Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika, kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut sebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit stratigrafi akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdeteksi di lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu pengendapan pada lingkungan.
Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan.
Fasies yang jelas, dapat diinterpretasikan sebagai proses-proses yang mengawali pembentukan sedimennya. Banyak dari proses-proses ini tidaklah unik pada lingkungan tertentu tapi satu cara dalam melihat lingkungan pengendapan adalah dengan memikirkan kombinasi proses-proses yang terjadi di dalam lingkungan pengendapan. Kombinasi litofasies, biofasies dan ichnofasies yang berbeda menyediakan informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan lingkungan pengendapan dari strata sedimen. Pengamatan pengendapan di dalam channel (a channel-fill facies) dengan mengamati endapan yang menunjukkan bukti pengendapan oleh lembaran-lembaran air (sheets of water) yang mengering (an overbank facies) akan memperkenankan interpretasi batuan sebagai endapan lingkungan channel sungai dan floodplain (fluvial).
Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik dan ciri terkait dengan aspek fisika, biologi, atau kimia yang dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi yang memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya dalam suatu kesamaan waktu. Bidang kesamaan waktu dicerminkan oleh bidang perlapisan ditunjukkan oleh perbedaan ukuran butir, perbedaan komposisi mineral, perbedaan tekstur dan struktur.
Menurut Slley (1985), Facies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya.
Menurut Moore 1949, Facies adalah bagian dari unit stratigrafi yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan dengan bagian-bagian lainnya. Facies meliputi satu endapan atau lebih, yang sebagian atau seluruhnya berumur sama dan terbentuk berdekatan atau bersebelahan.
ASOSIASI FASIES ( FACIES ASSOCIATION )
Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam Facies Association ( Asosiasi Fasies ) dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan.
Asosiasi fasies didefinisikan sebagai suatu kombinasi dua atau lebih fasies yang membentuk suatu tubuh batuan dalam berbagai skala dan kombinasi. Asosiasi fasies ini mencerminkan lingkungan pengendapan atau proses dimana fasies-fasies itu terbentuk. Definisi lain yaitu, sekelompok fasies sedimen yang digunakan untuk mendefinisikan lingkungan sedimen tertentu. Ketika berusaha menentukan asosiasi fasies, sangat berguna jika mengingat proses pembentukannya masing-masing.
HUBUNGAN ANTAR FASIES ( FACIES RELATIONSHIP )
Pengertian hubungan antar fasies dapat didefinisikan sebagai hubungan antara satu facies dengan facies yang lainnya baik secara lateral maupun vertikal. Secara lateral tentu berhubungan dengan paleogeografi / paleoenvironment. Misalnya facies dari paparan ke facies di lereng cekungan; secara vertikal berhubungan dengan urutan evolusi geologi, misalnya facies paparan berubah ke atasnya menjadi facies lereng (berarti ada pendalaman atau transgersi dari bawah ke atas).
Beda fasies menunjukkan kondisi dan lingkungan pengendapan yang berbeda pula. Hubungan antar facies dikemukakan oleh Johannes Walther (1894) dalam Hukum Korelasi Fasies (Law of Facies Correlation). Hukum tersebut mengimplikasikan bahwa perubahan vertikal-gradasional dari satu fasies ke fasies yang lain mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies itu terletak berdampingan. De Raaf dkk (1965) dan Reading (1978) juga menekankan arti penting batas gradasional pada penampang vertikal. Jika batas antar fasies bersifat tajam atau erosional, maka tidak ada jaminan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies tersebut saling berdampingan. Kontak tajam antar fasies, khususnya jika dicirikan oleh horizon tipis yang kaya akan struktur bioturbasi, biasanya mengindikasikan tidak terjadinya pengendapan, adanya perbedaan besar dari jenis lingkungan pengendapan, dan menandai dimulainya satu siklus sedimentasi yang baru.
Hubungan suatu fasies dapat digagaskan dalam pembagian grup fasies yang terjadi secara bersama – sama yang selanjutnya akan berkaitan dengan lingkungan. Sebagai contohnya, jika pada perlapisan silang siur batupasir asosiasi terdekatnya adalah dengan terkandungnya tanah, batubara, atau serpih lanauan yang mengandung akar, daun, dan batang, kita bisa membuat interpretasi pengendapannya pada sistem sungai. Dalam mempelajari hubungan fasies dan urutannya, kita harus benar – benar memperhatikan keadaan alami dari kontak hubungan antara fasies dan derajat urutan baik acak maupun tidak.
KUMPULAN FASIES ( FACIES ASSEMBLAGE )
Kumpulan Fasies dapat disebut atribut suatu facies atau kelengkapan suatu facies, fasies dengan fosil dan struktur sedimen harus seragam. Facies Assemblage dapat diartikan sebagai succesion vertikal fasies, yang menghalus atau mengasarkan ke atas, dan dapat berulang beberapa kali dalam siklus sebagai akibat dari migrasi dari fasies melalui waktu dan ruang. Kumpulan facies ini dapat menjadi keseluruhan ciri dalam penentuan suatu facies. Misalnya facies inner shelf batuannya harus graded bed konglomerat, hummocky cross-srtatification batupasir, horizontal laminated shale. Jika dalam suatu formasi atau cekungan terdapat beberapa facies batuan, maka itu bisa dikatakan dengan Kumpulan Fasies.
RUNTUTAN FASIES ( FACIES SEQUENCE )
Runtutan Fasies adalah hubungan fasies-fasies secara lateral dengan kejadian fasies dalam suatu urutan tertentu. Facies sequence terjadi ketika ada pengulangan rangkaian proses sebagai respon atau tanggapan dari perubahan reguler suatu kondisi. Misalnya suatu ciri urutan sedimen yang regresif akan dicirikan oleh facies sequence yang mengkasar ke atas; dimulai dari facies slope, lalu di atasnya facies barrier sands, lalu di atasnya lagi facies outer sublittoral, lalu di atasnya facies inner sublittoral, dan yang paling atas facies pantai. Sedangkan urutan sedimen yang transgresif akan dicirikan oleh facies sequence yang menghalus ke atas, yang dimulai dari facies pantai, kemudian inner sublittoral, lalu outer sublittoral, dan diatasnya ada facies barrier sands, dan paling atas adalah facies slope.
MODEL FASIES ( FACIES MODEL )
Model fasies dapat diinterpretasikan sebagai urutan-urutan yang ideal dari komponen-komponen facies (terutama litologi dan struktur sedimen) yang menunjukkan keaslian lingkungannya dengan diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagai ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa depan. Model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.
Fungsi atau kegunaan utama Model Fasies diantaranya :
- bertindak sebagai sebuah norma, untuk tujuan perbandingan
- bertindak sebagai kerangka dan panduan untuk observasi masa depan
- bertindak sebagai prediksi dalam situasi geologi yang baru
- bertindak sebagai dasar untuk interpretasi terpadu untuk sistem yang diwakilinya.
Ada bermacam-macam tipe Facies Model, diantaranya adalah :
- Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimensi, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework;
- Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan deposisi oleh waktu;
- Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple, analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi untuk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-respon model.
HUBUNGAN FASIES, PROSES SEDIMENTASI, DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN
Fasies merupakan suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Dan fasies merupakan produk dari lingkungan pengendapan dan proses sedimentasi. Dengan mengetahui fasies maka kita akan mengetahui tentang proses sedimentasinya atau mengetahui tentang lingkungan pengendapannya.
Definisi tersebut memang berbeda, tetapi pada umumnya memberikan tekanan pada kondisi fisika, kimia, dan biologi. Pada konteks ini, lingkungan pengendapan mengarah pada unit geomorfik dimana terjadi pengendapan. Lingkungan ini dibentuk dari parameter khusus fisika, kimia, dan biologi yang sesuai terhadap unit geomorfik dari geometri dan ukuran partikular. Proses ini akan mengoperasikan tingkat dan intensitas yang menghasilkan tekstur khas, struktur, dan sifat lainnya, sehingga pengendapan yang khusus akhirnya terbentuk. Sebagai contohnya, pantai akan mempertimbangkan unit geomorfik dari ukuran dan bentuk tertentu, proses fisika tertentu (gelombang dan aktivitas arus), proses kimia (solusi dan presipitasi), dan proses biologi (penggalian, sedimen ingestion, dan aktivitas serupa) yang terjadi untuk menghasilkan badan pasir pantai yang khas oleh partikular geometri, tekstur dan struktur sedimen,dan mineralogi.
Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika, kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut sebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit stratigrafi akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdeteksi di lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu pengendapan pada lingkungan.
Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan.
Fasies yang jelas, dapat diinterpretasikan sebagai proses-proses yang mengawali pembentukan sedimennya. Banyak dari proses-proses ini tidaklah unik pada lingkungan tertentu tapi satu cara dalam melihat lingkungan pengendapan adalah dengan memikirkan kombinasi proses-proses yang terjadi di dalam lingkungan pengendapan. Kombinasi litofasies, biofasies dan ichnofasies yang berbeda menyediakan informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan lingkungan pengendapan dari strata sedimen. Pengamatan pengendapan di dalam channel (a channel-fill facies) dengan mengamati endapan yang menunjukkan bukti pengendapan oleh lembaran-lembaran air (sheets of water) yang mengering (an overbank facies) akan memperkenankan interpretasi batuan sebagai endapan lingkungan channel sungai dan floodplain (fluvial).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar