a beginning to understand
Minggu, 30 Januari 2011
Basic Geology : Tanah/Soil dan Garnet Sand
Basic Geology : Claystone, sandstone dan limestone
Peranan Geologis Setelah Produksi
- Membuat geological model yang akan digunakan dalam simulasi reservoir, untuk membuat ini akan dilakukan analisa well log, stratigraphy, sedimentology, image logs dll.
- Membuat cross-section dan geological map serta reservoir properties (structure, isopach, facies, porosity, permeability dll).
- Reservoir characterization.
- Mengupdate volumetric in-place.
- Menentukan lokasi sumur pengembangan, membuat geological drilling program (well prognosis, formation evaluation, coring dan testing programs).
- Mengkoordinasikan geological services seperti logging, coring, cutting dll
- Memonitor well production drilling dan memberikan evaluasi formasi selama pemboran.
- Evaluasi sumur produksi setelah pemboran selesai.
Kamis, 30 Desember 2010
Steps Mencari Minyak Atau Gas Bumi
1.Seismic
Dengan gelombang Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini d refleksikan dan d tangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan di olah dan tertampilah lapisan2 tanah untuk d olah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.
Simpel nya, kita membuat lubang d tempat yang d identifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas d tempat tersebut.
Perlu d ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa d kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure downhole/dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud aka lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu.Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.
Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan d cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.
Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan d cari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa d hasilkan. Untuk gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day ato berapa juta cubic feet) yang bisa d hasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data2 tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya d olah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
Pasir yang sampai ke surface dengan pressure d ibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi.
Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah).
Dengan Completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir d dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.
Rabu, 29 Desember 2010
Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan kondisi lahan (Van Zuidam, 1985).
Kelas Lereng | Proses, Karakteristik dan Kondisi lahan | Simbol warna yang disarankan. |
00 - 20 (0 - 2 %) | Datar atau hampi datar, tidak ada erosi yang besar, dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering. |
Hijau tua |
20 - 40 (2 - 7 %) | Lahan memiliki kemiringan lereng landai, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, pengikisan dan erosi akan meninggalkan bekas yang sangat dalam. |
Hijau Muda |
40 - 80 (7 - 15 %) | Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai curam, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, sangat rawan terhadap erosi. |
Kuning Muda |
80 - 160 (15 - 30 %) | Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam, rawan terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi alur. |
Kuning Tua |
160 - 350 (30 - 70 %) | Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam sampai terjal, sering terjadi erosi dan gerakan tanah dengan kecepatan yang perlahan - lahan. Daerah rawan erosi dan longsor |
Merah Muda |
350 - 550 (70 - 140 %) | Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, sering ditemukan singkapan batuan, rawan terhadap erosi. |
Merah Tua |
> 550 ( > 140% ) | Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, singkapan batuan muncul di permukaan, rawan tergadap longsor batuan. |
Ungu Tua |
Selasa, 28 Desember 2010
Prinsip Aliran fluida
fluida adalah zat yang mudah berubah bentuk tergantung massa jenis fluida itu sendiri. Udara, air, dan zat yang adalah zat yang dapat menjadi media dalam transportasi sedimen. Sifat fisik dasar cairan adalah kerapatan dan viskositas. Perbedaan dalam sifat-sifat ini dapat mempengaruhi kemampuan cairan untuk mengikis dan transportasi sedimen. Pergerakan pada material terjadi disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat (dense mixtures) sedimen dan air.
Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan bentuk lapisan (bedform) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur sedimen ini terawetkan dalam batuan dan menyediakan rekaman proses yang terjadi pada waktu pengendapannya. Jika proses fisik terjadinya struktur ini di dalam lingkungan modern dapat diketahui, dan jika batuan sedimen diinterpretasikan berdasarkan kesamaan prosesnya, maka mungkin untuk mengetahui lingkungan pengendapannya.
Perubahan bentuk butir yang disebabkan oleh aliran fuilda terhadap bentuk dan ukuran butir ( grain ) :
sebelum dan sesudah
Dua sifat yang sangat mempengaruhi sifat alir serta cara setiap medium berinteraksi dengan partikel-partikel sedimen yang diangkutnya adalah densitas dan viskositas.
Densitas fluida (rf) menentukan besaran gaya, misalnya stress, yang akan bekerja di dalam fluida itu serta terhadap bidang batas fluida-sedimen yang terletak dibawahnya, terutama ketika fluida bergerak menuju bagian bawah lereng di bawah pengaruh gaya gravitasi. Densitas juga menentukan cara gelombang merambat melalui fluida serta mengontrol gaya apung (boyant force) yang bekerja terhadap partikel-partikel sedimen yang ada didalamnya serta menentukan densitas efektifnya (rs – rf), dimana rs adalah densitas partikel padat. Sebagai contoh, suatu butiran kuarsa dalam air memiliki densitas efektif 1,65 g/cm3, sedangkan densitasnya di udara adalah 2,65 g/cm3. Perbedaan densitas efektif sangat mempengaruhi kemampuan suatu fluida untuk mengangkut partikel.
Viskositas (m) menyatakan kemampuan fluida untuk mengalir. Viskositas dinyatakan sebagai nisbah shear stress (t, shearing force/satuan luas) terhadap laju deformasi (du/dy) yang ditimbulkan oleh geseran itu :
Untuk dapat menghasilkan laju deformasi yang sama, fluida yang memiliki viskositas relatif tinggi akan memerlukan shear stress yang lebih besar dibanding fluida yang memiliki viskositas relatif rendah.
Karena densitas dan viskositas sama-sama memegang peranan penting dalam menentukan tingkah laku fluida, maka keduanya sering dipersatukan melalui suatu aspek tunggal yang disebut viskositas kinematik (n) :