Sumber : http://www.migas-indonesia.com
Tanah dan soil
Di geologi dibedakan pengertian antara tanah dan soil.
Tanah adalah lapisan penutup permukaan bumi yang bahan materialnya tidak terkonsolidasi dan merupakan hasil dari suatu proses transportasi (transported material), jadi tidak insitu. Materialnya dapat terdiri atas bahan organik maupun butiran mineral hasil dari pelapukan batuan (weathered rock) dari tempat lain yang dibawa oleh media/agent dan diendapkan disuatu tempat tertentu.
Sedangkan soil merupakan material hasil pelapukan (weathering process) dari batuan induk/dasar (bed rock) yang belum mengalami proses transportasi. Jadi kita masih dapat melihat urut2an dari bawah keatas, mulai dari batuan yang masih segar dan semakin keatas semakin lapuk yang akhirnya menjadi soil. Dalam ilmu tanah urutan tsb dibagi dalam kelas2 horison. Kita mengenal urutan dari bawah keatas ada horison C (lapisan batuan yang relative masih segar/belum lapuk), horison B (lapuk sebagian, warna sudah mulai berubah coklat –kemerahan, kandungan oksida vesi), horizon A (sudah mulai banyak material organik, warna coklat kehitaman), dan paling atas adalah horizon O (simbul dari kata ‘organik’, dominasi material organik, warna kehitaman, sudah jarang dijumpai butiran mineral/fragmen batuan hasil pelapukan batuan).
Dalam perkembangannya, lapisan tanah dan endapan lepas lainnya seperti pasir, kerikil, dll, dalam pemetaan geologi dikelompokam kedalam apa yang disebut sebagai ‘endapan alluvial’ , sedangkan soil yang dikategorikan sebagai pelapukan dari batuan dasar yang belum mengalami transportasi, disatukan kedalam kelompok satuan batuan dasarnya tersebut.
Jenis2 tanah sendiri ada beberapa macam a.l.: organosol (tanah organic/gambut), latosol (umumnya lapukan dari material volkanik/breksi), grumosol (hasil pelapukan batugamping, marble, batu lempung), podsolik (dari pelapukan batupasir kwarsa), andosol (dari tuff vulkanik), dan lain-lain.
Nah dalam proses pelapukan tersebut, sangat dipengaruhi oleh jenis dari mineral-mineral penyusun batuannya. Kita ambil contoh batuan beku atau sedimen yang misalnya sebagian besar disusun oleh mineral kwarsa dan feldspar, maka dalam proses pelapukan menuju terbentuknya soil, mineral feldspar akan lapuk duluan dibanding kwarsa, karena perbedaan tingkat kekerasan dan ikatan kimianya. Kalau kita kaitkan sedikit dengan industri petroleum (logging), feldspar yang lapuk menjadi lempung karena proses alterasi tersebut jika kena logging gamma ray, maka akan menghasilkan nilai GR yang tinggi (high GR), dikarenakan kandungan potassium (K-sbg unsur radioaktif) dari alterasi feldspar tersebut, dan hal ini dapat sebagai clay formation indicator.
Garnet Sand
Garnet merupakan group dari mineral-mineral seperti: almadine Fe3Al2 (SiO4)3 merah tua-kecoklatan, andradite Ca3Fe2 (SiO4)3 coklat-kehitaman, grossular Ca3Al 2 (SiO4)3 colorless-orange, pyrope Mg3Al 2(SiO4)3 merah-merah tua, dan lainnya, bentuk cubic, isostructural dan isometric crystal, karena berbagai mineral maka kekerasannya bervariasi antara 6-7.5, jadi hampir sekeras mineral kwarsa (k=7). Garnet ini terbentuk dalam kondisi temperature dan tekanan yang tinggi, banyak ditemukan berasosiasi dengan batuan metamorf dan beberapa di batuan beku. Bagi kawan-kawan yang pernah jalan-jalan/kuliah geologi lapangan di Bayat-Klaten, paling senang kalau jalan-jalan kearah pegunungan Jiwo barat, di gunung Jabalkat atau Cakaran, disana banyak dijumpai mineral2 garnet yang berwarna merah tua-kecoklatan yang berasosiasi dengan batuan metamorf (tapi sekarang sudah jarang dijumpai). Karena warnanya yang bagus, mineral ini juga banyak diburu orang sebagai batu permata/gemstone.
Garnet sand (garnet yang berukuran butir pasir), karena kekerasannya cukup tinggi maka tidak mudah lapuk dan mempunyai kelebihan2. Dalam perkembangannya istilah 'garnet sand' terutama dari jenis mineral almadine ini, dipakai sebagai istilah dalam produk industri yang dapat digunakan sebagai coated abrasives, grinding wheels, grinding stones dan juga untuk sand blasting garnet paper. Bahkan 'garnet sand' ini juga dimanfaatkan sbg granular media filtration pada proses penyaringan air, disamping umumnya memakai (butiran) silica sand dan anthracite coal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar