Categories

Kamis, 30 Desember 2010

Steps Mencari Minyak Atau Gas Bumi




1.Seismic


Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan Gas/ minyak Bumi.
Dengan gelombang Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini d refleksikan dan d tangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan di olah dan tertampilah lapisan2 tanah untuk d olah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.

 


2.Drilling and well construction


Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).
Simpel nya, kita membuat lubang d tempat yang d identifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas d tempat tersebut.

Perlu d ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa d kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure downhole/dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud aka lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu.Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.

Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan d cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.

3.Well Logging


Proses ini yang paling mahal, tools nya mahal karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya d cek kandungannya (minyak? gas? ato cuma air). 

  

 Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.


4. Well Testing

   

Proses ini adalah proses dimana lapisan yang d perkirakan mengandung oil/gas d "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung d antara pori2 batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik aka ke permukaan tanah).Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur d isi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa d "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid: brine, diesel, ato air aja.

Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan d cari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa d hasilkan. Untuk gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day ato berapa juta cubic feet) yang bisa d hasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data2 tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya d olah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.

 
  
Gas/minyak di bakar agar tidak mencemari lingkungan (sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.


5. Well Completion

  

Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap d produksi:siul:. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang d hasilkan setelah proses penembakan dalam well testing.
Pasir yang sampai ke surface dengan pressure d ibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi.
Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah).
Dengan Completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir d dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.



6. Production


Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan d olah lagi ke tempat penyulingan untuk d olah dalam berbagai bentuk. Contoh : Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG, dll.

hasil2 minyak/gas bumi :
   




Rabu, 29 Desember 2010

Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan kondisi lahan (Van Zuidam, 1985).



Tabel disertai simbol warna yang disarankan



Kelas Lereng

Proses, Karakteristik dan Kondisi lahan

Simbol warna yang disarankan.

00 - 20

(0 - 2 %)

Datar atau hampi datar, tidak ada erosi yang besar, dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering.


Hijau tua

20 - 40

(2 - 7 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng landai, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, pengikisan dan erosi akan meninggalkan bekas yang sangat dalam.


Hijau Muda

40 - 80

(7 - 15 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai curam, bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, sangat rawan terhadap erosi.


Kuning Muda

80 - 160

(15 - 30 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam, rawan terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi alur.


Kuning Tua

160 - 350

(30 - 70 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam sampai terjal, sering terjadi erosi dan gerakan tanah dengan kecepatan yang perlahan - lahan. Daerah rawan erosi dan longsor


Merah Muda

350 - 550

(70 - 140 %)

Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, sering ditemukan singkapan batuan, rawan terhadap erosi.


Merah Tua

> 550

( > 140% )

Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal, singkapan batuan muncul di permukaan, rawan tergadap longsor batuan.


Ungu Tua


Selasa, 28 Desember 2010

Prinsip Aliran fluida


fluida adalah zat yang mudah berubah bentuk tergantung massa jenis fluida itu sendiri. Udara, air, dan zat yang adalah zat yang dapat menjadi media dalam transportasi sedimen. Sifat fisik dasar cairan adalah kerapatan dan viskositas. Perbedaan dalam sifat-sifat ini dapat mempengaruhi kemampuan cairan untuk mengikis dan transportasi sedimen. Pergerakan pada material terjadi disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat (dense mixtures) sedimen dan air.


Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan bentuk lapisan (bedform) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur sedimen ini terawetkan dalam batuan dan menyediakan rekaman proses yang terjadi pada waktu pengendapannya. Jika proses fisik terjadinya struktur ini di dalam lingkungan modern dapat diketahui, dan jika batuan sedimen diinterpretasikan berdasarkan kesamaan prosesnya, maka mungkin untuk mengetahui lingkungan pengendapannya.

Perubahan bentuk butir yang disebabkan oleh aliran fuilda terhadap bentuk dan ukuran butir ( grain ) :

sebelum dan sesudah

Dua sifat yang sangat mempengaruhi sifat alir serta cara setiap medium berinteraksi dengan partikel-partikel sedimen yang diangkutnya adalah densitas dan viskositas.

Densitas fluida (rf) menentukan besaran gaya, misalnya stress, yang akan bekerja di dalam fluida itu serta terhadap bidang batas fluida-sedimen yang terletak dibawahnya, terutama ketika fluida bergerak menuju bagian bawah lereng di bawah pengaruh gaya gravitasi. Densitas juga menentukan cara gelombang merambat melalui fluida serta mengontrol gaya apung (boyant force) yang bekerja terhadap partikel-partikel sedimen yang ada didalamnya serta menentukan densitas efektifnya (rsrf), dimana rs adalah densitas partikel padat. Sebagai contoh, suatu butiran kuarsa dalam air memiliki densitas efektif 1,65 g/cm3, sedangkan densitasnya di udara adalah 2,65 g/cm3. Perbedaan densitas efektif sangat mempengaruhi kemampuan suatu fluida untuk mengangkut partikel.

Viskositas (m) menyatakan kemampuan fluida untuk mengalir. Viskositas dinyatakan sebagai nisbah shear stress (t, shearing force/satuan luas) terhadap laju deformasi (du/dy) yang ditimbulkan oleh geseran itu :

Untuk dapat menghasilkan laju deformasi yang sama, fluida yang memiliki viskositas relatif tinggi akan memerlukan shear stress yang lebih besar dibanding fluida yang memiliki viskositas relatif rendah.

Karena densitas dan viskositas sama-sama memegang peranan penting dalam menentukan tingkah laku fluida, maka keduanya sering dipersatukan melalui suatu aspek tunggal yang disebut viskositas kinematik (n) :